UPAYA
MENJADI HAMBA ALLAH
Dengan
Bersyukur
Jangan butakan mata kita.
Hanya sebab sebuah keinginan yang tidak tercapai, lalu kita menjadi manusia
pengeluh, yang fokusnya hanya pada kekurangan. Mata kita selalu terbiasa melihat
kekurangan. Ini yang biasanya terjadi, selalu dan selalu yang kita lihat
kekurangan. Padahal Allah berfirman,
“Dan janganlah engkau
tujukan penglihatanmu kepada yang Kami beri kesenangan dengannya berbagai
golongan dari mereka berupa perhiasan dunia, supaya Kami menguji mereka
padanya, sedang rezeki Tuhanmu lebih baik dan kekal.” (Thâha: 131).
Bila kita tela’ah betapa
banyak nikmat Allah kepada kita. Dari mulai terlahir ke dunia hingga sekarang,
nikmat Allah tidak pernah berhenti mengalir kepada kita. Dari mulai bangun
tidur sampai tidur lagi, nikmat Allah selalu tercurah. Bahkan, ketika tidur pun
nikmat itu tetap ada. Setiap detik yang kita lalui, nikmat Allah tidak pernah
putus menghampiri kita. Karena saking banyaknya, mustahil kita mampu
menghitungnya (QS. An Nahl : 18).
Kenikmatan yang banyak itu
wajib disyukuri oleh setiap orang yang mengaku dirinya beriman kepada Allah dan
hari Kiamat, karena kesemuanya itu datang dari Allah ta’ala, Dzat yang tidak
membutuhkan sesuatu pun dari para makhluk-Nya, akan tetapi justru merekalah
yang sangat membutuhkan Allah (QS. Fathir: 15). Dengan bersyukur, hidup kita
akan semakin bahagia dan beruntung. Sebaliknya, dengan mengkufuri nikmat, hidup
kita akan semakin sengsara dan penuh dengan kesulitan.
Bersyukur artinya
seseorang memuji Allah ta’ala yang telah memberikan berbagai kenikmatan
kepadanya. Baik berupa kenikmatan jasmani seperti harta benda, kesehatan,
keamanan, anak, istri dan lain sebagainya. Atau yang berupa kenikmatan rohani
seperti iman, islam, petunjuk, ilmu yang bermanfaat, pemahaman yang lurus dan
benar dalam beragama, selamat dari segala penyimpangan dan kesesatan, rasa
senang, lapang dada, hati yang tenang dan lain sebagainya.
Orang yang bersyukur
kepada Allah akan mendapatkan banyak keutamaan dan manfaat, diantaranya: Mendapatkan
tambahan nikmat dari Allah (QS. Ibrahim : 7), Selamat dari siksaan Allah (QS.
An Nisaa’ : 147), Mendapatkan pahala yang besar (QS. Ali ‘Imran : 144).
Agar dapat mewujudkan rasa
syukur kepada Allah ta’ala atas segala limpahan nikmat-Nya, maka ada 3 cara
yang harus ditempuh oleh seorang hamba, yaitu:
1. Bersyukur Dengan Hati.
Maksudnya seorang hamba
mengetahui dan mengakui bahwa semua kenikmatan yang ada pada dirinya itu
datangnya dari Allah ta’ala. Tidak boleh sedikit pun merasa bahwa kenikmatan
apapun yang dimilikinya baik berupa harta kekayaan, kedudukuan atau jabatan,
kesehatan atau kesuksesan lainnya adalah diperoleh karena hasil jerih payanya
sendiri, atau karena ilmu dan ketrampilan yang dimilikinya, bukan karena
kehendak Allah ta’ala.
2. Bersyukur Dengan Lisan.
Yaitu lisan seorang hamba
yang beriman selalu mengucapkan puji syukur kepada Allah setiap kali
mendapatkan suatu kenikmatan, baik dengan ucapan Alhamdulillah atau membasahi
lidahnya dengan doa dan dzikir yang maknanya mengandung puja-puji syukur
kepada-Nya.
3. Bersyukur Dengan
Anggota Badan.
Yaitu menjaga dan
menjauhkan anggota badan dari segala perbuatan dosa dan maksiat yang
mendatangkan dosa dan kemurkaan dari Allah.
Di antara salah satu cara
agar kita mampu menjadi hamba Allah yang selalu bersyukur kepada-Nya ialah
dengan melihat kepada orang-orang yang derajatnya dalam urusan dunia di bawah
kita, seperti melihat masih banyaknya orang yang lebih miskin daripada kita
dalam hal harta benda. Atau kita melihat kepada orang-orang yang kurang
sempurna dalam hal fisik (cacat jasmani), sementara kita memiliki fisik atau
badan yang sempurna dan sehat. Adapun dalam urusan agama dan akhirat (yakni
keimanan dan ketaatan, atau ilmu dan amal ibadah), maka hendaknya kita melihat
kepada orang-orang yang kedudukannya lebih tinggi daripada kita. Karena dengan demikian,
kita semakin terdorong untuk bersemangat dalam menambah keimanan, ilmu agama,
dan amal ibadah, serta semakin sungguh-sungguh untuk menjauhi segala perbuatan
dosa dan maksiat yang akan menghancurkan dan menyengsarakan kehidupan kita di
dunia dan akhirat.
“… Jika
kamu bersyukur, niscaya akan Kutambah nikmat-Ku padamu, tapi jika kamu lupa
akan nikmat-Ku, ingatlah akan azab-Ku yang pedih.” (Ibrâhîm: 7).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar