Sabtu, 01 Juni 2013

artikel



UPAYA MENJADI HAMBA ALLAH
Dengan Bersyukur

Jangan butakan mata kita. Hanya sebab sebuah keinginan yang tidak tercapai, lalu kita menjadi manusia pengeluh, yang fokusnya hanya pada kekurangan. Mata kita selalu terbiasa melihat kekurangan. Ini yang biasanya terjadi, selalu dan selalu yang kita lihat kekurangan. Padahal Allah berfirman,

“Dan janganlah engkau tujukan penglihatanmu kepada yang Kami beri kesenangan dengannya berbagai golongan dari mereka berupa perhiasan dunia, supaya Kami menguji mereka padanya, sedang rezeki Tuhanmu lebih baik dan kekal.” (Thâha: 131).

Bila kita tela’ah betapa banyak nikmat Allah kepada kita. Dari mulai terlahir ke dunia hingga sekarang, nikmat Allah tidak pernah berhenti mengalir kepada kita. Dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi, nikmat Allah selalu tercurah. Bahkan, ketika tidur pun nikmat itu tetap ada. Setiap detik yang kita lalui, nikmat Allah tidak pernah putus menghampiri kita. Karena saking banyaknya, mustahil kita mampu menghitungnya (QS. An Nahl : 18).

Kenikmatan yang banyak itu wajib disyukuri oleh setiap orang yang mengaku dirinya beriman kepada Allah dan hari Kiamat, karena kesemuanya itu datang dari Allah ta’ala, Dzat yang tidak membutuhkan sesuatu pun dari para makhluk-Nya, akan tetapi justru merekalah yang sangat membutuhkan Allah (QS. Fathir: 15). Dengan bersyukur, hidup kita akan semakin bahagia dan beruntung. Sebaliknya, dengan mengkufuri nikmat, hidup kita akan semakin sengsara dan penuh dengan kesulitan.

Bersyukur artinya seseorang memuji Allah ta’ala yang telah memberikan berbagai kenikmatan kepadanya. Baik berupa kenikmatan jasmani seperti harta benda, kesehatan, keamanan, anak, istri dan lain sebagainya. Atau yang berupa kenikmatan rohani seperti iman, islam, petunjuk, ilmu yang bermanfaat, pemahaman yang lurus dan benar dalam beragama, selamat dari segala penyimpangan dan kesesatan, rasa senang, lapang dada, hati yang tenang dan lain sebagainya.
Orang yang bersyukur kepada Allah akan mendapatkan banyak keutamaan dan manfaat, diantaranya: Mendapatkan tambahan nikmat dari Allah (QS. Ibrahim : 7), Selamat dari siksaan Allah (QS. An Nisaa’ : 147), Mendapatkan pahala yang besar (QS. Ali ‘Imran : 144).

Agar dapat mewujudkan rasa syukur kepada Allah ta’ala atas segala limpahan nikmat-Nya, maka ada 3 cara yang harus ditempuh oleh seorang hamba, yaitu:

1. Bersyukur Dengan Hati.
Maksudnya seorang hamba mengetahui dan mengakui bahwa semua kenikmatan yang ada pada dirinya itu datangnya dari Allah ta’ala. Tidak boleh sedikit pun merasa bahwa kenikmatan apapun yang dimilikinya baik berupa harta kekayaan, kedudukuan atau jabatan, kesehatan atau kesuksesan lainnya adalah diperoleh karena hasil jerih payanya sendiri, atau karena ilmu dan ketrampilan yang dimilikinya, bukan karena kehendak Allah ta’ala.

2. Bersyukur Dengan Lisan.
Yaitu lisan seorang hamba yang beriman selalu mengucapkan puji syukur kepada Allah setiap kali mendapatkan suatu kenikmatan, baik dengan ucapan Alhamdulillah atau membasahi lidahnya dengan doa dan dzikir yang maknanya mengandung puja-puji syukur kepada-Nya.

3. Bersyukur Dengan Anggota Badan.
Yaitu menjaga dan menjauhkan anggota badan dari segala perbuatan dosa dan maksiat yang mendatangkan dosa dan kemurkaan dari Allah.
Di antara salah satu cara agar kita mampu menjadi hamba Allah yang selalu bersyukur kepada-Nya ialah dengan melihat kepada orang-orang yang derajatnya dalam urusan dunia di bawah kita, seperti melihat masih banyaknya orang yang lebih miskin daripada kita dalam hal harta benda. Atau kita melihat kepada orang-orang yang kurang sempurna dalam hal fisik (cacat jasmani), sementara kita memiliki fisik atau badan yang sempurna dan sehat. Adapun dalam urusan agama dan akhirat (yakni keimanan dan ketaatan, atau ilmu dan amal ibadah), maka hendaknya kita melihat kepada orang-orang yang kedudukannya lebih tinggi daripada kita. Karena dengan demikian, kita semakin terdorong untuk bersemangat dalam menambah keimanan, ilmu agama, dan amal ibadah, serta semakin sungguh-sungguh untuk menjauhi segala perbuatan dosa dan maksiat yang akan menghancurkan dan menyengsarakan kehidupan kita di dunia dan akhirat.
  
“… Jika kamu bersyukur, niscaya akan Kutambah nikmat-Ku padamu, tapi jika kamu lupa akan nikmat-Ku, ingatlah akan azab-Ku yang pedih.” (Ibrâhîm: 7).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar