Minggu, 14 April 2013

tugas sutradara dkk


·        
Ismi Khumairoh Iskandar
 
Sutradara : Bertugas mengarahkan sebuah film sesuai dengan manuskrip, pembuat film juga digunakan untuk merujuk pada produser film. Seorang sutradara juga berperan dalam membimbing kru teknisi dan para pemeran film dalam merealisasikan kreativitas yang dimilikinya.
·         Astarada : Bertugas mengatur jadwal shooting selama shooting itu berlangsung. Selain jadwal shooting ia juga akan membuat breakdown scene dan calling sheet.
·         Script Supervisor, Script Clerk : Bertugas mencatat seluruh adegan dan pengambilan gambar yang diproduksi. termasuk semua informasi yang diperlukan seperti durasi, arah gerakan, penagrahan mimik wajah, penempatan aktor/aktris dan properti, serta gerakan fisik yang harus disesuaikan aktor/aktris dalam semua cakupan yang berurutan untuk kemungkinan pengambilan gamabar ulang.
·         Kliper : Bertugas memberi tanda pengambilan shot dalam proses produksi.
·         Kameramen : Bertugas mengambil gambar atau mengoperasikan kamera saat diadakan pengambilan gambar/shooting.
·         Asisten Kamera : Bertugas membantu operator kamera. Orang ini bertanggung jawab untuk pemeliharaan dan perawatan kamera, serta mempersiapkan obat bius lembar. Dalam kru kamera yang lebih kecil, mereka juga dapat melakukan tugas genta-loader dan / atau penarik fokus.
·         Chief Lighting : Bertugas mengawasi crew lampu yang menggatungkan lampu dan mengatur berbagai instrumen sumber cahaya.
·         Lighting : Bertugas mengatur pencahayan dalam pembuatan video/film/iklan.
·         Soundman : Bertugas membuat/memilih/merekam suara dan efek-efek suara yang sesuai dengan suasana cerita dalam proses produksi.
·         Asisten Soundman : Bertugas membantu dalam pembuatan atau memilih dan merekam suara dalam proses produksi.
·         Boomer : Bertugas mengoperasikan mikrofon boom.
·         Art Director : Bertugas membuat atau mengatur latar dan setting yang sesuai dengan suasana cerita dalam proses produksi.
·         Art dan Property : Bertugas menyiapkan serta menyediakan alat-alat pendukung dalam proses produksi.
·         Wardrobe Departement : Bertugas memilih kostum yang akan dipergunakan untuk produksi.
·         Make-Up Departement : Bertugas mengatur make up/riasan yang sesuai dengan suasana cerita dalam proses produksi.
·         Unit manager : Bertanggung jawab atas pencapaian target unit setiap bulan & Repayment Rate, menganalisa kharakter pembiayaan secara Risk & persetujuan Unit serta mengkontrol terhadap proses operasional unit
·         Talent coordinator : Bertugas merencanakan,  mengawasi dan menjalankan seluruh pemenuhan keperluan pengisi acara  (diluar kebutuhan pertunjukan) mencakup hal teknis dan non teknis.
·         Pembantu Umum adalah seorang yang bertugas membantu dalam keseluruhan proses produksi dari pra sampai pasca produksi dan biasanya tugasnya tidak pasti pada suatu tempat.
·         Driver adalah seorang yang bertugas menjadi sopir atau pengemudi dalam proses produksi.
·         Generator Operator : Bertugas menyediakan suplai listrik sesuai kebutuhan
masing masing bagian (lighting, sound system dan sebagainya)
, mempersiapkan panel listrik untuk kebutuhan tersebut, memonitor dan memastikan daya yang dikeluarkan generator sesuai kebutuhan, memastikan pemasangan ground (jalur 0) dengan baik, mengkalkulasi kebutuhan bahan bakar untuk menjalankan generator, dan memastikan keamanan instalasi listrik dan panel demi keselamatan.

mengkritisi bahasa dan tulisan pada koran pos kota


Text Box: Ismi Khumairoh Iskandar
1112051000012
Nama Media: Koran Pos Kota
Tanggal Terbit: Senin, 4 Maret 2013
Judul Berita: Jokowi capres paling diunggulkan
            JK: Buktikan dulu janjinya

            Pos Kota adalah salah satu jenis media cetak yang terbit harian. Koran ini membahas tentang hal-hal umum seperti politik, hukum, infotainment, ekonomi, pendidikan dan lain-lain. Setelah saya membaca beberapa judul dari koran Pos Kota edisi Senin, 4 Maret 2013 saya dapat menyimpulkan bahwa bahasa dalam koran ini cukup baik. Namun, ada beberapa kata maupun kalimat yang menggunakan kata tidak baku dan adanya kesalahan pengetikan menjadi kekurangan pada koran ini.
Selanjutnya ada beberapa kalimat yang menggunakan kata tidak baku yaitu diantaranya pada kalimat “Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) makin melejit sebagai calon presiden (capres) 2014-2019 paling potensial mengungguli capres lainnya”. Kata  makin melejit dan paling potensial disini dapat diganti dengan kata baku yaitu dengan menggunakan kata semakin terkenal sebagai pengganti makin melejit dan kata sangat potensial untuk kalimat paling potensial. Sehingga menjadi “Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) semakin terkenal sebagai calon presiden (capres) 2014-2019 sangat potensial mengungguli capres lainnya”.
Tidak hanya kata maupun kalimat yang menggunakan kata tidak baku, dalam koran ini terdapat pula bermacam majas diantaranya pada kalimat “jika pemilu ini digelar” , “nama Jokowi lebih laris manis dibanding survei capres 2012” dan “Jokowi sedang naik daun”.

PENGALAMAN SAYA MEMAKAI HIJAB


Ismi Khumairoh Iskandar
1112051000012
 

Salah satu pengalaman saya sebagai orang islam adalah ketika saya memakai hijab. Saya telah istiqomah memakai hijab sejak saya duduk di kelas 3 SD, kala itu saya sekolah di salah satu pesantren di jawa timur yaitu SD al-Muqaddasah. Saya enggan untuk memperlihatkan sedikitpun aurat saya, saya merasa ada yang kurang, risih bahkan takut apabila saya tidak menggunakan hijab.
Namun, semakin dewasa rasa takut itu mulai hilang terutama ketika saya duduk dibangku SMA. Semuanya sudah mulai berantakan, melihat ibu dan kakak saya sudah tidak lagi menggunakan hijab di tambah broken home yang saya alami hingga membuat psikologi dalam diri saya tidak baik.
Kala itu saya berfikir bahwa dengan tidak menggunakan hijab akan terlihat lebih cantik dan gaul. Bahkan saya merasa malu ketika nongkrong di suatu tempat yang biasa dibilang “tongkrongan anak gaul” dengan menggunakan hijab dan saya sependapat dengan pendapat “lebih baik orang yang tidak berhijab tetapi mempunyai akhlak yang baik dari pada orang yang berhijab tetapi tidak berakhlak”. Bahkan kala itu saya sempat membenci orang-orang yang berhijab karena menurut saya mereka semua adalah munafik.
Akan tetapi, setelah saya memasuki bangku perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pola fikir itupun sedikit demi sedikit berubah seiring berjalannya waktu dan pertambahan pengalaman saya sebagai orang islam. Alhamdulillah disini saya mendapatkan banyak pengalaman dan pelajaran yang bisa saya ambil hikmahnya dan saya mendapatkan teman-teman yang baik dan selalu mengajak saya kepada kebenaran.
Sekarang saya melihat orang yang memakai hijab dengan rapih dan bersih terlihat lebih cantik dan mempunyai aura positif dalam dirinya dan dengan menggunakan hijab wanita akan lebih dihormati dan terhindar dari pelecehan seksual. Perlu kita ketahui bahwa memakai hijab adalah tanda ketaatan wanita shalihah dan merupakan identitas seorang muslimah. Manfaat lainya yaitu melindungi tubuh dan kulit dari radiasi ultraviolet dan hijab juga bisa menjadi peluang bisnis yang dahsyat.
Orang yang berhijab tidak perlu malu untuk nongkrong di “tongkrongan anak gaul” selama punya budget untuk nongkrong. Cantik itu relatif ko, apalagi dengan menggunakan hijab pasti akan terlihat lebih cantik dan akan mendapatkan manfaat yang telah saya uraikan di paragraf sebelumnya.

 “Lebih baik orang yang tidak berhijab tetapi mempunyai akhlak yang baik dari pada orang yang berhijab tetapi tidak berakhlak” kata siapa? Jangan takut bila ada yang mengatakan ini kepada kamu hijabers, karena sebenarnya mereka hanya ingin membela dirinya sendiri dan minimal kamu sudah satu langkah lebih baik dari pada mereka yang belum memakai hijab, karena kamu telah melaksanakan salah satu perintah Allah.
Saat ini saya berpendapat bahwa tidak semua orang yang berhijab adalah orang yang munafik karena pada dasarnya semua orang baik yang berhijab atau tidak semua tergantung pribadi masing-masing. Yang terpenting adalah kita melaksanakan perintah Allah yang tertera dalam al-Qur’an surat al-Ahzab ayat 59 yang artinya: “Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istri, anak-anak perempuan dan istri-istri orang Mukmin, Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka mudah dikenali, oleh sebab itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha Penyayang.”
Mungkin cukup sekian berbagi pengalaman dari saya semoga bermanfaat bagi pembaca dan mohon kritik, saran dan komentarnya. Kurang dan lebihnya saya mohon maaf.


Wassalamualaikum wr wb

Pengalaman Saya Memahami Surat al-Mulk


Ismi Khumairoh Iskandar
1112051000012
 

            Surat al-Mulk adalah surat ke-67 yang terdiri dari 30 ayat dan termasuk surat makkiyyah ini akan memberi syafa’at pada hari kiamat bagi orang-orang yang selalu membacanya dan merenungkan artinya, seperti hadist yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah s.a.w bersabda:
سُورَةٌ مِنَ الْقُرْآنِ ثَلاَثُونَ آيَةً تَشْفَعُ لِصَاحِبِهَا حَتَّى يُغْفَرَ لَهُ {تَبَارَكَ الَّذِى بِيَدِهِ الْمُلْكُ}. وفي رواية: فأخرجته من النار و أدخلته الجنة »
Artinya: “Satu surat dalam al-Qur’an (yang terdiri dari) tiga puluh ayat (pada hari kiamat)  akan memberi syafa’at (dengan izin Allah Ta’ala) bagi orang yang selalu membacanya (dengan merenungkan artinya) sehingga Allah mengampuni (dosa-dosa)nya, (yaitu surat al-Mulk): “Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan/kekuasaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”. Dalam riwayat lain: “…sehingga dia dikeluarkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga”.

Dalam memahami surat ini saya harus membacanya berulang kali karena ditakutkan adanya kesalahpahaman dalam memahami isi surat ini. Setelah saya membaca dan memahami ayat demi ayat dalam surat al-Mulk ini saya baru mengerti mengapa rosul pernah bersabda bahwa orang yang selalu membaca surat al-Mulk dan merenungkan artinya maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya itu karena surat al-mulk menjelaskan tentang kekuasaan Allah atas segala sesuatu dan Ia lah sang pencipta langit dan bumi beserta isinya dan Ia akan memberikan azab kepada orang-orang yang ingkar kepadaNya dan apabila kita renungkan maka kita akan terus bersyukur, beriman dan mengakui bahwa hanya Allah lah sang pencipta Yang Maha Kuasa, Maha Perkasa, Maha Pengasih, Maha Melihat dan Maha Mengetahui, sehingga kita akan selalu berada dalam kebenaran dan merasa takut untuk berbuat kemungkaran, rasa takut ini lah yang membuat kita memperoleh ampunan dan pahala yang besar.
Dalam surat ini dijelaskan pula tentang ilmu hari kiamat yang hanya ada pada Allah yaitu wajah orang-orang kafir menjadi muram karena mendapatkan azab yang pedih dan hanya Allah yang dapat melindungi orang-orang kafir dari azab yang pedih karena Allah maha Pengasih. Pengalaman saya yaitu ketika saya menonton filem “2012” yang konon akan terjadinya kiamat pada tahun 2012. Sebagai orang islam sangat sesat apabila kita mempercayai filem ini karena jelas dalam surat ini dijelaskan bahwa hanya Allah yang mengetahui kapan hari kiamat itu akan terjadi dan dalam al-Qur’an telah dijelaskan tentang tanda-tanda menjelang hari kiamat. Maha Benar Allah atas segala firmanNya.

Pengalaman Saya Menjadi Orang Islam




                Nama saya Ismi Khumairoh Iskandar saya terlahir dari keluarga muslim, itu bukan berarti semua keluarga besar saya menganut agama islam. Beberapa saudara saya ada yang beragama Kristen protestan, katolik, maupun ateis. Ini dikarenakan kakek dari bapak saya adalah seorang mu’alaf, sehingga terjadilah beragam agama dalam satu keluarga besar saya yang hingga saat ini kita harus saling menghormati ketika merayakan hari besar masing-masing agama.
            Tidak hanya keluarga tetapi teman saya juga banyak yang nonmuslim. Pengalaman saya menjadi seorang muslim sangat banyak sekali terutama banyak dari kalangan keluarga maupun teman saya yang nonmuslim pernah menanyakan tentang prilaku menyimpang seorang muslim hingga seluk beluk agama islam dan tidak sedikit yang mencela agama islam dan berkata bahwa islam adalah agama yang rumit dan tidak rasional.
            Tetapi menurut saya agama islam adalah agama yang paling sempurna karena Karena hanya Islam-lah satu-satunya agama yang komprehensif. Dia mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Tidak ada satupun, dan sekecil apapun urusan kehidupan manusia dimuka bumi ini yang luput dari Islam. Kesempurnaannya berarti tidak ada sedikitpun cacat yang terdapat didalam agama ini. Allah Swt berfirman: ”… pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu…” (QS. Al-Maaidah :3)
            Kemudian pengalaman lainnya yang saya rasakan adalah ketika saya mensyukuri nikmat Allah yang diberikan kepada saya, saya mendapatkan nikmat yang lebih dari apa yang saya rasakan saat itu. Subhanallah ini adalah salah satu janji Allah yang telah tertulis dalam al-Quran (QS. Ibrahim: 7) dan Allah telah menepati janjinya. Allah pasti akan menepati janji-janjiNya kepada hambaNya, maka kita harus menjalankan perintahNya dan menjauhi larangan-Nya.
            

yahudi, nasrani dan islam


1. Aspek Sakral/Kudus/Suci
a. Yahudi
Dalam agama yahudi, kesucian di artikan sebagai dasar suatu sistem undang undang agama dan moral. Dan di dalam kesucian itu mengandung dua aspek, yaitu: Kesucian Positif dan kesucian Negatif. Aspek negatif menurut yahudi adalah meninggalkan keberhalaan yang menjijikan. Sedangkan aspek positifnya adalah berpegang teguh kepada kepercayaan dan kepribadatan yang telah di wahyukan tuhan kepada mereka. Keadilan merupakan aspek negatif dalam kesucian, sedangkan kebenaran adalah aspek positif dalam kesucian. Kebenaran di anggap sebagai dasar hakiki etika yahudi, orang yahudi tidak akan di cintai oleh tuhan apabila tidak berpegang teguh kepada kebenaran. Seseorang belum dikatakan mencintai tuhan apabila dia belum mencintai sesamanya, walaupun yang dikatakan sesamanya di sini adalah sebatas sesama orang yahudi saja.

b. Nasrani
Dalam agama Nasrani, kudus di artikan sebagai sesuatu yang maha sempurna, maha tahu, maha kuasa dan maha kekal, meskipun terdiri dari tiga pribadi (oknum) tapi hanya satu tuhan (allah) yang masing masing memiliki pengetahuan illahi, satu kehendak illahi, satu kehidupan illahi, sehingga sering di sebut dengan Tritunggal yang maha kudus yang tercantum dalam Credo Iman Rasuli. Umat Kristen juga mengenal Tritunggal sebagai :
•           Tuhan Allah Bapa
•           Tuhan Allah Anak
•           Roh Kudus

c. Islam
Orang muslim memuja Batu Hitam yang ada di (salah satu sudut) Ka’bah. Benda tersebut termasuk benda sakral walaupun bisa dilihat dan kongkrit. Tetapi yang sakral itu juga mempunyai aspek yang tidak terlihat dan gaib. Makhluk-makhluk dan wujud-wujud sakral yang bermacam-macam, seperti Allah dan Muhammad, adalah sakral bagi pengikut mereka masing-masing, dan disembah di dalam upacara-upacara dan diabaikan dalam ajaran-ajaran kepercayaan mereka. Ciri umum apakah yang kita temukan dalam berbagai benda dan wujud sakral yang hamper tidak terbatas ini, yang bisa kita sebut sakral? Apabila kita memperhatikan benda-benda dan wujud-wujudnya saja kita tidak akan menemukan jawabannya. Sebab bukan benda-benda itu sendiri yang merupakan tanda dari yang sakral, tetapi justru berbagai sikap dan perasaan manusianya yang memperkuat kesakralan benda-benda itu. Dengan demikian kesakralan terwujud karena sikap mental yang didukung oleh perasaan. Perasaan kagum itu sendiri sebagai emosi sakral yang paling nyata, adalah gabungan antara pemujaan dan ketakutan.



2. Ritual Keagamaan
a. Yahudi
Dalam agama Yahudi terdapat berbagai ritual dan upacara agama, diantaranya:
v  Sembahyang dan doa
Mereka melakukan sembahyang sehari tiga kali secara berjamaah dengan menghadap kiblat mereka, baitul muqaddas. Mereka juga mendirikan sinagog-sinagog sebagai pusat mengajarkan agama.
v  Puasa
Mereka diwajibkan puasa pada hari kesepuluh pada setiap bulan ketujuh serta melakukan puasa-puasa khusus, setipa ada musibah atau bencana yang menimpa bani israil.
v  Qurban
Penyembelihan binatang pada mazbah (tempat penyembelihan yang tirdiri dari dua belas tiang). Adapun macam-macam kurban adalah:
a. Korban pengampunan dari dosa dan kesalahan
b. Korban kebaktian sebagai tanda rasa syukur
c. Korban penyucian setelah terkena najis
d. Korban hasil ternak
v  Memberikan hasil pertanian
Dengan memberikan sepersepuluh dari hasil pertanian
v  Berkhitan
Mengkhitankan anak laki-laki pada hari kedelapan setelah kelahiran dan bagi orang yang hendak masuk agama israil.
v  Upacara paskah
Hari peringatan ke luar dari negeri mesir.
v  Pantekosta (upacara hari ke lima puluh)
Perayaan hari kelima puluh setelah hari paskah atau dapat dibilang sebagai hari sesudahtujuh kali jum’at atau tujuh minggu.
v  Pencucian
Dalam agama israil waktu ketujuh, yaitu:
a. Hari sabtu, semua pekerjaan diliburkan dan diadakan perhimpunan suci
b. Bulan ketujuh, diadakan hari pengampunan besar
c. Tahun ketujuh, piutang tidak boleh ditagih dan tanah tidak boleh digarap
B. Nasrani
v  Kebaktian malam Paskah
Kebaktian Malam Paskah adalah kebaktian yang diadakan di kebanyakan gereja Kristen sebagai perayaan resmi pertama untuk merayakan kebangkitan Yesus. Pada masa lalu, di kebaktian inilah anak-anak menerima baptisan dan orang-orang dewasa menjalankan katekumen. Kebaktian ini dapat diadakan pada waktu setelah matahari tenggelam pada Sabtu Suci hingga matahari terbit pada Minggu Paskah, namun umumnya diadakan pada Sabtu sore.
v  Kebaktian subuh
Kebaktian subuh adalah kebaktian yang dilakukan pada Paskah. Kebaktian ini dipraktikkan oleh gereja Protestan dan sama seperti kebaktian malam Paskah yang dijalankan pengikut Katolik Roma,Ortodoks Timur, Anglikan, dan Lutheran. Kebaktian ini dilakukan di luar ruangan, biasanya di taman, dan jemaat duduk di kursi umum.
v  Magnificat
Magnificat (juga disebut Nyanyian pujian Maria) adalah sebuah kidungyang sering dinyanyikan (atau didaraskan) secara liturgis dalam ibadat-ibadat Kristiani. Kidung ini diambil dari Injil Lukas pasal 1 ayat 46-55, yang tersisip di tengah naskah prosa.
v  Persembahan hewan
Persembahan hewan adalah bagian dari ritual keagamaan yang bertujuan untuk menyenangkan Tuhan atau dewa-dewa dengan harapan bahwa mereka akan mengganti keadaan alam sesuai dengan keinginan penyembahnya. Persembahan hewan banyak ditemui pada hampir semua kebudayaan, dari kebudayaan Yahudi, Yunani, Roma dan Yoruba. Di Indonesia dalam Islam persembahan hewan disebut kurban.
v  Sursum corda
Sursum Corda (dalam Bahasa Latin artinya “Arahkan hatimu kepada Tuhan”) adalah dialog pembuka pada Pembukaan Ibadat Ekaristi atau Anaphora dalam liturgi-liturgi gereja-gereja Kristen. Dialog ini bisa ditelusuri dari abad ke-3 dari adanya Anaphora karya Hippolytus. Dialog ini tercatat dalam liturgi-liturgi gereja Kristen pertama, dan ditemukan hampir di seluruh ritus-ritus Kristen lama.

C.        Islam
v  Shalat 5 waktu
Ritual ini adalah ritual sembahyang kepada Allah SWT yang sudah menjadi suatu kewajiban yang tertera dalam kitab suci umat Islam yaitu Al-Qur’an.
v  Puasa
Umat Islam berpuasa pada bulan Ramadhan. Puasa dalam Islam adalah menahan segala hawa nafsu dari apa-apa yang mebatalkan puasa seperti makan, minum, marah, berzina, dan lain-lain.
v  Zakat
Adalah kegiatan menyisihkan 2.5% dari harta yang kita miliki untuk diberikan kepada orang-orang kurang mampu ataupun untuk amal jariyah pada majlis-majlis yang merupakan salah satu dari rukun Islam
v  Haji
Haji merupakan rukun Islam ke 5 dalam agama Islam. Ritual ini diwajibkan bagi yang mampu. Dalam ritual ini ada beberapa rukun yaitu seperti tawaf mengelilingi Ka’bah,wukuf di padang arafah ,melempar jumrah, sa’i, dan tahalul(memotong rambut).
v  Aqiqah
Aqiqah adalah kegiatan menyembelih dan membagikan hewan qurban seperti kambing yang disarankan pada hari ke-7 kelahiran seorang bayi. Kemudian dilanjutkan dengan ritual memotong rambut.
v  Perayaan Idul Fitri dan Idul Adha

v  Tradisi kematian
Tradisi kematian dengan memperingati mulai dari tiga hari, nujuh hari, empat puluh hari, setahun, dua tahun dan terakhir nyribu hari (nyewu dina). Dalam tradisi Islam memang tidak ada tradisi memperingati kematian, tradisi ini merupakan tradisi budaya Hindu, yang kemudian diasimilasikan dengan budaya Islam dan diwarnai dengan tradisi relijius keislaman.

3. fungsi agama memungkinkan masyarakat berkonflik dan melakukan tindak kekerasan atas nama agama.
Pada adasarnya fungsi agama adalah sebagai berikut :
1.      Agar kita dapat selalu ingat akan Tuhan, petunjuk bagaimana cara kita melayani Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari.
2.      Sebagai pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari. Artinya jika kita melakukan sesuatu yang tidak baik, dengan kita punya agama kita bisa disadarkan oleh ajaran  dan agama yang kita anut untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak baik.
3.      Penyelaras hidup dalam masyarakat.
  Namun, akar kekerasan agama dapat dibagi menjadi dua hal utama yakni; bagaimana peran agama dan bagaimana keterkaitan pemeluknya terhadap agamanya masing-masing. Mengenai peran agama ada dua konsep yang dimiliki oleh setiap agama yang mempengaruhi penganutnya dalam hubungan dengan penganut agama yang lain yakni, fanatisme dan toleransi. Kedua hal ini harus dipraktekan secara seimbang. Ketidaksembangan akan melahirkan problem dalam umat beragama.
       Toleransi yang berlebihan dari umat beragama tertentu dapat menjebak suatu agama dalam pengaburan makna ajaran agama dan eksistensi agama akan melamah. Situasi ini kadang menyebabkan tidak setia dengan ajaran agamanya.Agama hanya menjadi ritual belaka sehingga derajat dan kebenaran agama yang satu disamakan dengan agama yang lainya. Selanjutnya, fanatisme akan melahirkan permusuhan dengan penganut agama lain dan kekerasan atas nama agama. Fanatisme yang berlebihan akan melahirkan truth claim yang eksklusif. Eksklusivisme dapar mengarahkan orang pada radikalisme dan fundamentalisme dalam beragama.
       Selain itu ada faktor situasional juga menjadi pendorong aktor agama melakukan tindakan kekerasan.Di sini disebutkan dua hal yakni, orientasi keagamaan yang dianut oleh kelompok mayoritas dan perlakuan yang tidak adil dari pemegang hegemoni.Aktor agama hidup di tengah-tengah sistem sosial dengan tradisi yang berlaku sejak zaman nenek moyangnya. Perlahan tetapi pasti ia menyerap nilai-nilai dan doktrin-doktrin yang diterima secara umum. Hal itu terinternalisasi setelah terlibat dengan agen-agen ssoisalisasi seperti sekolah, madrasah, gereja, media, komunitas, dan tokoh-tokohnya.
       Kekerasan atas nama agama juga dapat terjadi dalam hubungan atara agama yang ditandai oleh ambiguitas. Sifat mendua yang sangat nyata inilah yang melahirkan potensi ganda dalam agama. Agama di suatu sisi menjadi sumber kedamaian tetapi di sisi lain agama juga dapat menjadi sumber konflik dan kekerasan. Ambiguitas tersebut dapat terjadi karena tidak adanya orientasi.Dengan demikian setiap agama harus memiliki orientasi yang jelas sehingga para pengikutnya tahu dengan pasti arah kehidupan imanya.
Contoh kekerasan atas nama agama yaitu Pada tahun 1095 Paus Urbanus II memerintahkan orang-orang Kristen untuk merebut Tanah Suci Yerusalem dari tangan Muslim, yang digambarkn Paus pada waktu itu sebagai orang kafir terkutuk yang tidak mengenal Allah”. Perang Salib yang terjadi pada waktu itu, bukan hanya terjadi terhadap agama yang berbeda, tetapi juga ditujukan kepada sesama Kristen.
        Masih banyak lagi deretan peristiwa yang mengatas namakan agama (Tuhan). Dan semangat seperti itu pun ada dalam agama apapun itu, tidak ada perkecualian, yakni semangat fundamentalisme dan fanatisme.
       Ada tiga orientasi dalam meyelesaikan suatu konflik.Pertama,ekslusivis adalah aktor agama yang membangun tembok dan menciptakan sebuah “enclave” daerah terlindung yang steril.Ia hanya percaya pada satu-satunya kebenaran, satu jalan untuk memahamu realitas, dan satu cara dalasm menafsirkan teks-teks suci, ia percaya bahwa hanya kelompoknya yang selamat. Kelompok yang lain dimjamin “masuk neraka”. Kedua,inklusivisyang mengakui keragaman tradisi, komunitas, dan kebenaran.Semua adalah jalan menuju kebenaran.Ketiga,pluralis yang berpandangan bahwa kebenran bukan milik satu tradisi atau komunitan keagamaan.Perbedaan bukanlah penghalang tetapi peluang dalam berdialog.

             

laporan hasil bacaan- tasawuf dalam al-quran karya mir valiudin

 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di era globalisasi dan majunya teknologi seperti saat ini membuat banyak generasi muda yang tidak gemar membaca mereka hanya mengandalkan yang instan-instan saja seperti selalu browsing ketika medapatkan tugas dari guru dan hanya mengadalkan guru dan diskusi kelas untuk belajarnya. Karena dikhawatirkanya ajaran yang salah dalam kebiasaan ini maka saya membuat laporan hasil bacaan ini agar para generasi muda memahami isi pokok bacaan sesuai degan sumbernya.
B. Tujuan
Tujuan dari membuat laporan hasil bacaan ini adalah supaya saya bisa memahami isi pokok dari setiap bab dan bisa mengerti ajaran apa yang terkandung pada setiap bab agar saya juga bisa mengamalkan ajaran tersebut dengan baik.
C. Pentingnya Membuat Laporan
Sangat penting sekali membuat laporan seperti ini karena dengan cara seperti ini saya tidak akan lupa dan bisa terus mengingat lagi apa saja yang sudah saya baca. Selain itu, dengan membuat laporan seperti ini, saya menjadi tau inti dan poin penting dari setiap bab itu apa karena saya sudah membaca buku tersebut sampai tamat.
D. Manfaat dan Menariknya Membuat Laporan
Manfaat dari membuat laporan ini adalah kita menjadi pribadi yang mandiri karena kitalah yang mencari tau sendiri isi pokok yang terkandung pada buku ini. Dan kita juga tidak hanya mengandalkan apa yang telah kita dapat dari dosen atau dari hasil diskusi kelas, tapi kita perluas lagi dengan cara meringkas isi pokok dari setiap bab dan kita membuat menjadi laporan hasil bacaan seperti ini.

BAB I
Apa yang Dimaksud dengan Tasawuf?
Sebelum kita mengetahui apa yang dimaksud dengan tasawuf kita harus mengetahui pengertian sufi terlebih dahulu karena Sufi di dalam tasawuf berperan sebagai subjek, maka sekarang saya akan membahas pengertian Sufi secara bahasa terlebih dahulu.
Dalam kitab at-Ta’aruf madhahah ahl al-tasawwuf karya Abu Bakar al-Kala’badhi diterjemahkan kedalam bahasa inggris dengan judul The Doctrine of Sufis oleh Arthur John Arberry, Cambridge University Press, 1930 . Menjelaskan asal usul kata sufi antara lain :
1. Sebagian sufi berkata: “Para Sufi diberi nama Sufi karena kesucian (Safa) hati mereka dan kebersihan tindakan mereka (athar).”
Tetapi bila istilah Sufi berasal dari Safa bentuk yang tepat seharusnya Safawi dan bukan Sufi.
2. Sebagian lain berfikir, Sufi disebut Sufi hanya “karena mereka berada di baris pertama (Saff) di depan Allah, melalui pengangkatan keinginan mereka kepada-Nya, dan tetapnya kerahasiaan mereka di hadapan-Nya.”
Tetapi bila istilah Sufi mengacu kepada saff (tingkat) maka seharusnya Saffi dan bukan Sufi.
3. Sebagian yang lain lagi berkata: “Mereka disebut kaum Sufi karena sifat-sifat mereka menyerupai orang-orang yang Bangku (Ashab al-Suffa) yang hidup pada masa nabi.
Tetapi bila istilah Sufi merupakan turunan dari Suffah (bangku) bentuk yang benar haruslah Suffi bukan sufi.
4. Terakhir adalah anggapan bahwa mereka disebut Sufi hanya karena kebiasaan mereka memakai Suf, yaitu wol.
Anggapan ini dapat diterima karena sesuai dengan bentuk yang tepat.
3
Inti sari dari berbagai definisi ini ditampilkan dalam sebuah definisi yang dirumuskan oleh Syeikh al-Islam Zakariyah Ansari yaitu: “Tasawuf mengajarkan cara untuk menyucikan diri, meningkatkan moral dan membangun kehidupan jasmani dan rohani guna mencapai kebahagiaan yang abadi. Unsur utama tasawuf adalah penyucian jiwa, dan tujuan akhirnya adalah tercapainya kebahagiaan dan keselamatan abadi.”
Adapun pengertian tasawuf menurut para ahli sebagai berikut :
 Abu’l Hasan Nuri: Tasawuf adalah penyangkalan atas semua kenikmatan untuk diri sendiri.
 Abu ‘Ali Qazwini: Tasawuf berarti tingkah laku yang baik
 Abu Sahl Sa’luki: Tingkah laku yang tidak menimbulkan protes.
 Abu Muhammad al-Jurairi: Tasawuf adalah membangun kebiasaan yang terpuji dan penjagaan hati dari semua keinginan dan nafsu.
 Muhammad Ibn al-Qassab: Tasawuf adalah tindakan terpuji yang ditampilkan oleh orang yang lebih baik, pada masa yang lebih baik dan pada suatu bangsa yang lebih baik.
 Muhammad Ali: Tasawuf adalah sifat yang baik, seseorang yang memiliki sifat yang lebih baik adalah seorang Sufi yang lebih baik.
 Abu Muhammad Ruwaim: Tasawuf tak lain adalah penyerahan diri kepada kehendak Allah.
 Ma’ruf Karkhi: Tasawuf tidak memperdulikan kenyataan dan mengabaikan apa yang dimiliki oleh manusia.
Dengan demikian jelaslah bahwa menurut para ahli sufi yang terkenal, Tasawuf adalah penyucian akal dan kehendak hati.
Tasawuf yang sesungguhnya terdiri atas usaha-usaha untuk melepaskan diri dari hawa nafsu dan keinginan-keinginan yang dianggap menyimpang dari ajaran-ajaran agama dan usaha untuk menyadari kehadiran-Nya! Tasawuf mengajarkan kepada kita untuk mati dalam diri kita dan hidup abadi dalam kehidupan untuk-Nya. Sumber dari tasawuf ini adalah kitab suci Qur’an dan hadits Nabi Muhammad.

BAB II
Ibadah dalam Islam
Hukum pertama yang mengatur kehidupan manusia dan hewan adalah pencapaian kemajuan dan penyingkiran sakit. Mempertahankan diri dan memperbanyak jumlah jenisnya sangat penting bagi keduanya, sehingga manusia mungkin akan mencari hal-hal yang akan membantu mempertahankan hidupnya dan ia akan menyingkirkan hal-hal yang akan menghancurkan kemampuannya. Inilah sesungguhnya yang mendasari penyebaran makhluk hidup. Segala sesuatu ada yang bermanfaat atau merugikan, berguna atau merusakkan, baik atau buruk! Makhluk hidup yang terpengaruh oleh hal-hal tersebut akan mengalami perasaan seperti senang, cinta, memuja dan patuh atau muncul rasa sedih, benci dan khawatir. Emosi-emosi ini menguasai dirinya dan mendorong dia untuk berbuat , ia tidak dapat melepaskan diri dari hal-hat tersebut sampai akhir hayatnya.
Selama masa hidupnya yang pendek, setiap orang dengan cermat memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi. Bila seorang yang dikaruniai dengan pemikiran yang cermat menyadari penyebab perubahan dan pergeseran, perubahan-perubahan yang terjadi, kaitan ketergantungan yang muncul karena kepentingan, keinginan dan kebutuhannya, ia akan menyadari kekurangan yang dimiliki oleh setiap makhluk, kini ia mulai mencari Yang Maha Agung yang bebas dari waktu dan kerusakan, Yang Maha Ada dan Maha Mengetahui, Yang Maha Penting, Yang memiliki semua sifat kesempurnaan, kekuatan yang tertinggi adalah Tuhan, Penguasa, dan Pencipta alam semesta ini.
Untuk menyingkirkan kesesatan akal dan pikiran, Nabi Muhammad dari Arab menyampaikan pesan agama Islam kepada segenap manusia di muka bumi ini, manusia yang merupakan makhluk yang paling mulia di antara segala macam makhluk dan tak layak merendahkan diri menyembah makhluk yang lebih rendah (derajat disbanding dirinya). Selayaknya ia hanya menyembah Yang Maha Pemurah, Maha Mengetahui, Maha Melihat, dan Maha Kuasa yang mengatur segala hal serta tak bercela dan cacat.
5
Inti agama adalah bahwa hanya Allah semata yang patut disembah dan hanya kepada-Nya kita memohon tuntutan dan intinya adalah mempertahankan tauhid. Ibadat adalah istilah untuk “penghambaan atau pengabdian” yang ekstrim yang dilakukan di hadapan Pencipta kita yang sesugguhnya, yaitu dengan cara: berdo’a, puasa, memberi zakat, dan naik haji ke Mekkah.
Nabi Muhammad menganjurkan agar kita meminta tuntunan kepada Sang Pencipta, anjuran itu antara lain yaitu :
 Doa: Berdoalah kepada Allah yang Maha Kuasa apabila engkau menginginkan dan membutuhkan sesuatu, ini adalah salah satu perintah-Nya dan Allah yang Maha Kuasa sendiri yang menjanjikannya: “mintalah kepada-Ku dan Aku akan mengabulkannya.”
 Tawakal: Mempercayakan semua permasalahan kita kepada Allah yang maha kuasa. Kalau kita yakin dan percaya sepenuhnya kepada Allah maka segala ketakutan dan kekhawatiran kita akan hilang.
 Kesabaran: Menyembunyikan kesedihan karena bencana yang kita alami dan menerimanya dengan lapang dada. Allah Yang Maha Kuasa menganjurkan pengikut-pengikut-Nya untuk tetap tenang dan sabar menghadapi apa pun dalam hidupnya.
 Syukur: Menghaturkan terima kasih kepada Allah Yang Maha Kuasa atas segala nikmat-Nya. Dengan cara menghargai rahmat yang kita terima dari Allah, mengakui adanya rahmat, berdoa setelah menerimanya, mematuhi perintah-Nya, dan memuji Allah ketika mendapatkan rahmat.
 Penyesalan: Mengakui dosa-dosa dengan setulusnya berpaling kepada Allah untuk menyatakan penyesalan. Allah mengampuni orang-orang yang berpaling kepada-Nya untuk bertaubat. Orang yang menyesal dan bertaubat berarti ia menyucikan hati yang penuh dosa dan akhirnya ia menjadi orang yang dikasihi Allah.
 Dzikir: memohon bantuan dari Allah agar mengingatkan kita dan berharap Ia akan menyenangi kita, kita harus mengingat Dia dan patuh kepada setiap tindakan dan keputusannya. “maka ingatlah Aku, Aku akan mengingatmu” (Qur’an, II, 152)
 Ridha: apabila kita berserah diri kepada Allah dan Ia senang kepada kita.

BAB III
Transendensi dan Imanensi
Sebelum saya membahas lebih jauh mungkin ada yang bertanya-tanya tentang apa yang dimaksud dengan transendensi dan imanensi itu sendiri. Singkatnya, transendensi dan imanensi ialah penggabungan dua hal yang tidak mungkin disatukan. Yang dimaksud dengan dua hal disini ialah dhat (intisari Tuhan) dan intisari makhluk ciptaan-Nya.
“Dia adalah Yang Pertama dan Yang Terakhir, Yang Lahir dan Yang Batin serta Dia Maha Tahu” (Qur’an, LVIII, 3). Inilah ajaran keagamaan islam yaitu Allah adalah Tuhan kita, hanya Dia lah Tuhan dan Pencipta kita, Dia yang kita sembah dan dari-Nya kita mohon pertolongan. Tetapi pertanyaan yang muncul ialah: dimana kita harus mencari Allah ini, kepada siapa kita harus menyembah dan kepada siapa sebelumnya kita mengungkapkan kerendahan hati dan kepatuhan kita? Kita telah diberi tahu bahwa Dia Yang Pertama, Yang Terakhir, lahir serta batin kita, dekat dengan kita, Dia ada bersama kita. Lalu kita ini apa dan siapa jika Allah hanya kita ketahui melalui ilmu pengetahuan tentang diri kita sendiri? Apa gunanya segudang ilmu pengetahuan formal tanpa sepengetahuan tentang diri sendiri? Tujuan apa yang diharapkan dari kita?
Dalam Qur’an terdapat cukup tuntunan untuk menanamkan pengenalan tentang diri sendiri pada kita. Mengenai “ayat penciptaan” (Ayat Taqliq) kita mengetahui bahwa “makhluk” tidak hanya diterapkan pada semua objek dalam alam semesta melainkan juga bagi diri kita sendiri. Tuhan Yang Maha Kuasa berkata tentang penciptaan objek: “sesungguhnya, ketika Ia menghendaki suatu benda, perintah-Nya “jadilah” dan benda itu pun jadilah!” jelas bahwa Tuhan sedang berbicara kepada suatu benda perintah-Nya adalah: “jadilah!” ada dua dugaan, yaitu apakah benda itu “ada” atau “tidak ada”. Benda yang dikehendaki keberadaannya oleh Tuhan secara lahiriah, harus ada dalam pikiran-Nya dan harus tidak ada secara lahiriah.

Hubungan antara Tuhan, sebagai makhluk tunggal dan makhluk yang paling (tidak seperti apa pun), dan benda-benda di alam semesta dapat dinyatakan dalam bahasa teologi sebagai berikut:
Tuhan Mahluk biasa
Pencipta (Khaliq) Mahluk ciptaan (Makhluk)
Tuhan (Rabb) Hamba (Marbub)
Yang Disembah(Ilah) Penyembah (Maluh)
Tuan (Malik) Pelayan (Mumluk)
Intisari dari seluruh doktrin sejauh ini menyatakan bahwa manusia tidak dapat menjadi Tuhan, seperti anggapan beberapa orang bahwa tasawuf islam adalah suatu tahap Panteisme. Meskipun ada perbedaan dan kelainan nyata antara dhat (Intisari Tuhan) dan intisari makhluk ciptaan-Nya kenyataan bahwa Tuhan berada dimana-mana, dekat, tetap ada, yang pertama, dan terakhir, memiliki sifat luar dan dalam. semua itu ditegaskan dalam Qur’an dan Hadits.
Dengan pengetahuan mengenai keberbedaan dan kesamaan, kenyataan dan gejala, immanensi dan transendensi, kita menguasai pengetahuan mengenai diri kita sendiri, bahwa Allah Yang Maha Kuasa (terlepas dari aspek-aspek diri kita) mewujudkan diri-Nya melalui aspek-aspek diri kita semata. Makrifat ini membuat kita berada ditingkatan ‘Abdiyat yang merupakan tingkat tertinggi dan yang terdekat dengan Allah.
Yang dilakukan seorang abdi sejati adalah merasakan bahwa Tuhan ada dalam dirinya tanpa menginderai kehadiran-Nya. Hasilnya adalah peleburan dalam Dzat Tuhan yakni apabila seseorang khusuk beribadah kepada Tuhan dengan ibadah yang sempurna dari dalam hati, tanda-tanda “huwal Batin” (Dialah Batin).

BAB IV
Tanazzulat Turunnya yang Mutlak
Tuhan adalah Wujud Mutlak. Dia tidak mempunyai sekutu, tidak ada yang menyamai. Tidak ada lawan jenis-Nya dan tidak ada yang menyerupai-Nya. Dia tidak mempunyai bentuk maupun rupa. Dia tidak berawal dan tidak berakhir dan Dia juga tidak universal maupun khusus. Dia bebas dan lepas dari segala pembatasan, bahkan bebas dari segala pembatasan kemutlakan. Pemahaman intuitif yang mampu menangkapnya merupakan suprarasional dan bukan kontra-rasional. Alasan teoritis tidak dapat menguatkan atau menolak Dia. Menurut ayat “Dia tidak menyerupai segala sesuatu.” Dia bebas dari segala sehi makhluk ciptaan dan oleh karenanya benar-benar mutlak.
Sekarang Wujud Mutlak tersebut dalam tahap yang lebih tinggi tidak dikenal dan tidak dapat dikenal mengungkapkan Diri Sendiri dalam berbagai perwujudan dan bentuk-bentuk yang berbeda, atau dalam terminology sufi turun dalam bentuk-bentuk ini, atau meng individualisasikan Diri Sendiri melalui bentuk-bentuk yang berbeda. Tahap-tahap turunan tak terkira banyaknya tetapi yang paling menonjol dari jumlah yang banyak tersebut hanya ada enam dan diberi istilah oleh kaum Sufi sebagai enam turunan. Tiga yang pertama disebut Maratibillahi (jabatan Tuhan) yaitu Ahadiyyat (intisari keesaan) yakni keadaan Dzat Tuhan, keadaan tanpa warna, keadaan Maha Besar, keadaan tanpa batas. Kedua adalah Wahdat (Persatuan) dan yang ke tiga adalah Wahidiyyat (Persatuan dalam Kemajmukan). Tiga sisanya disebut Maratib-i-Kawni (Jabatan Duniawi) yang terdiri dari Ruh (Roh), Mithal (keserupaan) dan Jism (Jasmani). Manusia dating terakhir dari tiga ini dan derajatnya meliputi semua derajat lainnya. Karena Ahadiyyat merupakan Wujud murni maka ada enam turunan dari Wahdat atau pertama bagi manusia . sebelum jadi manusia ada lima tahap dari tahap pertama ke taraf tubuh, lima tahap ini disebut Lima Taraf Wujud.
Sekarang saya akan menerangkan beberapa pokok bahasan tentang Turunan secara singkat, padat dan jelas.
(1) Ahadiyyat: Taraf Persatuan Abstrak. Ahadiyyat berarti Wujud Mutlak Tuhan. Wujud tersebut sesuai dengan sifat dasar-Nya yang merupakan hal yang tidak diketahui dan tidak dapat diketahui, itulah sebabnya mengapa Dia dianggap sebagai “Gaib yang Mutlak” (yang tak terlihat)
(2) Wahdat (persatuan): taraf dimana ahli marifat memikirkan Wujud Tuhan sebagai satu-satunya yang sadar akan Diri Sendiri dan mengetahui kemampuan Dhat-Nya, bahwa hanya diri-Nya yang ada, tak ada apa pun yang lain yang ada. Dan Dia memiliki kemampuan untuk memanifestasikan Diri-Nya sendiri. Taraf ini disebut juga taraf Perwujudan Pertama atau Realitas Muhammad atau disebut juga “Mutlak I”.
(3) Wahidiyyat: ketika golongan ahli makrifat memikirkan Dhat Tuhan dalam pengertian bahwa Dhat tersebut memiliki yang sangat terinci yang mencakup nama-Nya, sifat-Nya dan pikiran-pikiran-Nya, serta mencakup semua aspek hal-hal tersebut dan hubungan timbal- balik antara hal-hal tersebut dan saling berbeda antara hal-hal tersebut. Taraf ini disebut juga Penjelmaan kedua atau Realitas Manusia – Nafas Suci
Sesungguhnya Tuhan telah menyebarkan wujud relatif yang merupakan sebuah bayangan dari wujud sejati-Nya, pada intisari makhluk ciptaan sehingga makhluk ciptaan dalam realias diwakili oleh sesuatu yang benar-benar ada yang menyatakan intisari dari luar yang hidup dalam pengetahuan Tuhan.
Perlu dibedakan antara intisari makhluk ciptaan dan intisari Tuhan, antara Tuhan dan abdi hamba, dan antara makhluk dan Wujud. Orang yang tidak membuat perbedaan iniadalah orang yang tidak mempunyai sikap, atheis, dan bid’ah; dia tidak bijaksana, dia tidak waspada. Ada sebuah perbedaan antara Wujud dengan makhluk. Makhluk hanyalah merupakan cermin dari manifestasi Wujud. Oleh karena itu sebagai intisari makhluk mereka benar-benar berbeda dari pada Tuhan dan Wujud dalam aspeknya yang nyata adalah benar-benar tuhan sendiri. Wahdatul-Wujud atau Persatuan Wujud adalah dalam pandangan Wujud dan bukan dalam pandangan makhluk. Identitas murni adalah bid’ah dan atheisme yang menolak keberadaan makhluk. Menurut aspek makhluk “segala sesuatu berasal dari Dia” adalah sangat benar, dan menurut Wujud “segalanya adalah dari Dia” sungguh-sungguh dapat dibenarkan.

BAB V
Menentukan Nasib Sendiri
Tidak ada perkara yang terus menerus ada dalam filsafat selain masalah kemauan bebas dan menentukan nasib sendiri. Di samping sifat teoritis persoalan itu, manusia telah bergulat dengannya selama berabad-abad. Karena bagaimanapun persoalan itu bukan hanya persoalan akademis semata. System teologi, politik, ekonomi, pendidikan, dan kriminologi kita didasarkan atas cara-cara dasar yang dipergunakan manusia untuk menjawab pertanyaan bersejarah ini.
Rahasia takdir merupakan rahasia terbesar bagi semua ilmu pengetahuan dari Tuhan Yang Maha Kuasa mengungkapkannya hanya kepada orang-orang yang telah dipilihnya secara khusus untuk makrifat sempurna. Semua makhluk telah diciptakan dengan ketetapan dan segala sesuatunya yang mereka perbuat ada dalam kitab-kitab. Makhluk meliputi perbuatan-perbuatan juga dan Tuhan menjadi pencipta segala sesuatunya. Perlu dimengerti bahwa Dia Pencipta perbuatan-perbuatan juga. Jika perbuatan tidak diciptakan, Tuhan akan menjadi pencipta hal-hal tertentu saja, bukan segalanya, maka kata-kata-Nya “pencipta segalanya” akan salah. Tuhan jauh lebih mulia di atas itu. Kita bahkan tidak membutuhkan argumentasi deduktif ini. Qur’an menyatakan dengan jelas: “Tuhan telah menciptakan kamu dan apa-apa yang kamu perbuat.” (Qur’an, XXXVII, 13). Hal ini menunjukan Tuhan sebagai pencipta perbuatan kita.
Agama Islam telah membuat aspek Takdir Sendiri menjadi sangat jelas dan ajaran Islam itu menerangkan kepada kita hanya sampai sejauh ini, bahwa Tuhan adalah pencipta segalanya. Namun keseluruhan ajaran Takdir tidak bertentangan dengan kemauan bebas atau usaha menentukan nasib. Inti dari tesis yang saya baca adalah “Tuhan yang menciptakan manusia sekaligus perbuatannya”.
 
BAB VI
Kebaikan dan Kejahatan
Siapa yang dapat menyangkal adanya kejahatan di dunia? Adakah seseorang yang tidak mengeluh tentang kesengsaraan dan kesedihan? Siapa yang baik fisik maupun mental tidak menjadi malapetaka? Tidak seorang pun yang tidak mengeluh tentang kesengsaraan yang di tanggungnya, istirahat hanya dapat dinikmati bila kita mati, tak seorang pun ditakdirkan hidup bahagia di dunia ini.
Keterbatasan manusia sejauh ini tidak dapat menangkap makna dan konotasi kabaikan dan kejahatan! Tasawuf dalam Islam juga menerangkan tentang kejahatan, petunjuk diperoleh dari Kitab Suci Qur’an, kemudian akal yang mendukungnya.
Inti makhluk adalah ide Tuhan Yang Maha Kuasa mereka tidak mempunyai wujud yang bebas. Mereka hanya hidup dalam ide Tuhan. “Bukan Dhat yang nisbi.” (‘Adam-i-idafi) adalah istilah bagi yang tidak memiliki dhat. Jelas, apabila tidak ada dhat, akibat dhat pun tidak ada yaitu sifat, tindakan, rasa memiliki, dan sebagainya. Ketiadaan sifat itu semua dikatakan sebagai sifat-sifat bukan wujud. Anda bisa melaksanakannya pada tubuh anda, misalnya bayangkankanlah teman anda maka bayangannya akan muncul di depan mata. Ini sebagai ide, tidak memiliki wujud lahir, dan jika tidak memiliki wujud lahir, maka hal itu dianggap tidak mempunyai semua efek kehidupan. Dengan kata lain kehidupan dianggap berasal dari keadaan hidup. Anda memiliki kehidupan, pengetahuan, kekuatan, kehendak dan sebagainya di dalam tubuh anda, tetapi gambaran batin tidak memilikinya. Alasan utama yang melandasi hal ini adalah bahwa dalam diri anda ada Aniyya (keakuan) dan Huwiyya (kedirisendirian); anityya dan huwiyya merupakan sumber sifat dan tindakan. Dalam gambaran batin tidak terdapat Aniyya ataupun Huwiyya. Inilah sebabnya mengapa hal ini dianggap menghambat sehala sifat, tindakan, dan akibat. Aniyya dan Huwiyya dianggap sebagai milik Tuhan semata, yakni Yang Mengetahui, intisari semua benda adalah “yang diketahui, semua itu ide, dan tidak memiliki Aniyya dan Huwiyya, dan oleh sebab ketiadaan ini benda-benda itu sama sekali tidak memiliki sifat wujud dan tindakan.

BAB VII
Kehadiran Tuhan:
Pengalaman Lahir dan Batin
Kita harus dapat merasakan kehadiran Tuhan dalam hati dan mengindera kehadiran Tuhan. Tujuannya adalah merasakan dan mengindera kehadiran Tuhan setiap saat. Kelupaan terhadap Tuhan harus hilang sehingga anada akan selalu diberkati dengan kehadiran-Nya, dan “penampilan dari seutuhnya dalam inti Tuhan” akan terjadi.
Sekarang untuk merasakan kehadiran Tuhan dalam batin dan mengindera kehadiran Tuhan, secara lahiriah penting untuk mengembangkan pandangan yang disebut “Muraqibai-Nazari”. Tipe meditasi ini mempunyai dua tahap dan Makhdum Sawi member nama berbeda untuk dua tahap tersebut dan menentukan makna masing-masing:
1. renungan benda-benda fenomena (Miraqiba-I Khalaq)
Untuk melaksanakan renungan ini anda harus meneliti bentuk segala sesuatu dan yakin bahwa semuanya ini merupakan bayangan atau refleksi ide Tuhan atau inti benda yang dipantulkan dalam cermin wujud Tuhan.
2. renungan ilahi (Muraqiba-i-Haqq)
Untuk melatih renungan semacam ini, seseorang harus yakin bahwa keadaan benda dan perasaan lahir dan batin bukan apa-apa melainkan wujud Tuhan. Tuhan yang Agung dan Mulia menunjukkan Diri-Nya dalam cermin inti benda sesuai dengan sebutan-sebutan yang Indah dan agung.
Seorang ahli makrifat juga merupakan seorang pembimbing yang sempurna, menjelaskan masalah ini, yaitu bahwa “Tuhan dalam sifat-Nya yang kekal tanpa perubahan individualitas mewujudkan diri-Nya melalui Cahaya, dalam bentuk obyek fenomena”. Untuk tahap awal, anda tidak akan berhasil, sebagian waktumu lewat kelalaian dan hanya kadang-kadang saja kau mengingat Tuhan. Tahap ini merupakan tahap persiapan.
Tetapi anda harus gigih dan mencoba terus! Anda harus menyerahkan dan menghabiskan hidup ini dengan do’a, renungan, dan hubungan yang erat dengan Tuhan, merasakan kehadiran-Nya dalam batin dan mengindera kehadiran-Nya secara lahir.
Metode yang harus anda ikuti setiap hari adalah:
1. Berterima kasih kepada Allah, dengan mengucapkan: ya Tuhan yang Maha Kuasa. Karena berkah dan rahmat-Mu, kau bebaskan aku dari ketidaktahuan akan kebenaran, serta menerangi pikiranku dengan sinar keimanan. Kau sendiri menunjukkan padaku bahwa Kau sendiri berwujud, ada dalam batin, yang Pertama dan yang Terakhir dari segala sesuatu! Tujuan hidupku adalah pelaksanaan Kehadiran Ilahi!
2. Berdo’a kepada Allah: ya Tuhan yang Maha Kuasa dengan berkah dan rahmat-Mu, limpahkan peringatan-Mu yang tiada hentinya! Hilangkanlah kelalaian dan sifat pelupaku. Dengan segenap kerendahan hati aku memohon agar Kau selalu dalam jangkauanku dan tunjukkan rahasia batin-Mu.
3. Bersabar: ya Tuhan yang Maha Kuasa! Dengan sabar dan kujalani rasa sakit dan kegelisahan lantaran lambatnya tercapai keinginanku. Aku tahu bahwa Kau memperhatikan keadaanku dan bermurah kepadaku . kau juga Maha Kuasa dan kelambanan ini ada hikmahnya yang bermanfaat bagiku. Dengan kesabaran dan kegigihanku, aku mohon berkah-Mu akanbpersahatan yang agung seperti yang telah Kau janjikan.
4. Ketergantungan pada Tuhan dan Kepatuhan: ya Tuhan yang Maha Kuasa! Untuk mencapai tujuanku aku telah mempercayakan diriku dalam lindungan-Mu. Aku telah mempercayakan tugas ini hanya pada-Mu. Hanya diri-Mu yang dapat mengatasinya.
5. Penyerahan diri pada Allah: ya Tuhan Yang Maha Kuasa! Kelalaian yang ku alami berhubunga dengan inti yang ada dalam pengetahuan-Mu . kau mengungkapkan diri-Mu sesuai dengan itu, aku tunduk pada perintah Ilahi.
“Ya Allah semoga aku bisa mencapai keadaan itu”

MANFAAT BUKU BAGI PEMBACA
Buku Tasawuf dalam Qur’an karya Mir Valiudin ini sangat bermanfaat bagi seluruh umat muslim terutama yang ingin mendekatkan diri kepada Allah swt dan ingin menjadi kekasih-Nya. Pembaca tidak perlu khawatir tentang penyesatan dalam buku ini karena buku ini mengacu kepada Qur’an dan Hadits rosul.
Manfaat dari membaca buku ini adalah lebih mengetahui tentang pengertian tasawuf dan ilmu terapannya. Kemudian buku ini juga mengajak kita untuk melihat arti tasawuf dengan berbagai nuansa, aliran-aliran yang berkembang di dalamnya, termasuk sosok manusia yang ideal (insan kamil). Lalu juga mengajarkan bagaimana menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran Islam, yaitu dengan menggunakan ajaran tasawuf. Dengan bertasawuf senantiasa akan membuat hidup kita menjadi lebih tentram dan tidak tergoda oleh soal keduniawian.
 
KOMENTAR KRITIS
Buku Tasawuf dalam Qur’an karya Mir Valiudin menggunakan bahasa yang tidak terlalu rumit sehingga dapat dipahami oleh orang awam sekalipun. Secara keseluruhan isi dari buku ini cukup menarik dan sangat bermanfaat bagi seluruh umat muslim yang ingin mendekatkan diri kepada Allah swt dan menjadi kekasih-Nya. Namun, masih banyak kesalalahan yang harus diperbaiki, diantaranya adalah:
1. Masih banyak penulisan kata yang salah diantaranya :
 Pada halaman 1 “laing” seharusnya adalah lain.
 Pada halaman 55 “hahiran” seharusnya adalah hadiran.
 Pada halaman 59 “figh” seharusnya adalah fiqh. Dan lain sebagainya.
2. Masih banyak pula penulisan yang tidak sesuai dengan EYD diantaranya:
 Pada halaman 19 terdapat tulisan “..yang pendek,setiap..” seharusnya setelah tanda koma ada space terlebih dahulu.
 Pada halaman 131 terdapat tulisan “laindalam” seharusnya terdapat space setelah kata lain.
 Pada halaman 147 terdapat tulisan “di mana” seharusnya tidak ada space diantara di dan mana. Dan lain sebagainya
3. Terdapat kata-kata yang tidak dimengerti oleh orang awam dan tidak dijelaskan diantaranya:
 Pada halaman 52 “panteisme”.
 Pada halaman 85 “proksimitas”. Dan lain sebagainya.
4. Dalam pembahasan yang menggunakan numberik ada beberapa yang langsung ke nomor 2 sehingga pembaca harus membaca ulang untuk mengetahui yang pertama.
5. Pembahasan suatu masalah terlalu rumit. Banyak menggunggunakan pengulangan kalimat sehingga kadang membuat pembaca bingung.

KESIMPULAN
Tasawuf yang sesungguhnya terdiri atas usaha-usaha untuk melepaskan diri dari hawa nafsu dan keinginan-keinginan yang dianggap menyimpang dari ajaran-ajaran agama dan usaha untuk menyadari kehadiran-Nya! Nabi Muhammad menganjurkan agar kita meminta tuntunan kepada Sang Pencipta, anjuran itu antara lain yaitu: doa, tawakal, kesabaran, syukur, penyesalan, dzikir, dan ridha.
Manusia tidak dapat menjadi Tuhan, Allah Yang Maha Kuasa (terlepas dari aspek-aspek diri kita) mewujudkan diri-Nya melalui aspek-aspek diri kita semata. Tuhan telah menyebarkan wujud relatif yang merupakan sebuah bayangan dari wujud sejati-Nya. Kita harus dapat merasakan kehadiran Tuhan dalam hati dan mengindera kehadiran Tuhan. Tujuannya adalah merasakan dan mengindera kehadiran Tuhan setiap saat. Dengan metode yang harus kita ikuti setiap hari yaitu: berterima kasih kepada Allah, berdo’a kepada Allah, bersabar, ketergantungan pada Tuhan dan kepatuhan, serta penyerahan diri pada Allah.